
OJK Prediksi Tantangan Ekonomi 2025 Masih Berat, Ini Strategi yang Disiapkan
Tekno Jogja – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi bahwa tahun 2025 akan tetap penuh tantangan dan ketidakpastian. Kondisi ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan masih terbatas. Ketidakpastian ekonomi dunia dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk normalisasi kebijakan suku bunga di Amerika Serikat (AS) serta beberapa negara utama lainnya. Meski demikian, proses normalisasi ini diperkirakan berlangsung lebih lambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu, OJK menyoroti adanya divergensi pemulihan ekonomi di antara negara-negara industri. Hal tersebut berpotensi memunculkan perbedaan jalur kebijakan moneter dari berbagai otoritas global. Konsekuensinya, aliran modal serta nilai aset keuangan akan terpengaruh oleh kondisi tersebut. Dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PITJK) 2025 yang berlangsung di Jakarta, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menjelaskan bahwa kompleksitas pemulihan ekonomi semakin meningkat seiring dengan dinamika geopolitik dan geoekonomi yang terjadi.
Menurutnya, kebijakan perdagangan global kini lebih banyak ditentukan oleh pertimbangan politik daripada ekonomi. Kondisi ini berisiko memperburuk fragmentasi perdagangan dunia serta menekan volume perdagangan secara keseluruhan. Selain itu, penerapan kebijakan dan standar internasional yang berbeda-beda di sektor keuangan juga dapat menciptakan ketimpangan daya saing antarnegara.
Sementara itu, dari sisi domestik, Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan struktural. Mahendra mengungkapkan bahwa perlunya peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor formal masih menjadi isu yang harus diselesaikan. Selain itu, daya beli masyarakat, terutama di kelompok menengah ke bawah, perlu segera dipulihkan karena hingga saat ini masih mengalami tekanan.
Dalam menghadapi risiko-risiko tersebut, langkah transformatif menjadi sangat diperlukan agar target pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dapat tercapai. Oleh karena itu, OJK mendukung penuh berbagai program prioritas yang telah diinisiasi oleh pemerintah guna meningkatkan pertumbuhan ke level yang lebih tinggi serta merealisasikan visi Indonesia Emas.
Sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah, OJK telah merancang berbagai kebijakan strategis. Salah satu langkah utama yang ditempuh adalah mengoptimalkan kontribusi sektor jasa keuangan dalam mendukung pencapaian target program nasional. Dengan keterbatasan kapasitas anggaran negara, peran sektor jasa keuangan dianggap sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, OJK juga merancang tiga kebijakan prioritas lainnya. Pertama, pengembangan sektor jasa keuangan agar mampu mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Kedua, penguatan kapasitas sektor jasa keuangan serta peningkatan kualitas pengawasan. Ketiga, peningkatan efektivitas dalam penegakan integritas dan perlindungan konsumen.
Berbagai langkah strategis tersebut diharapkan mampu menjaga stabilitas sektor jasa keuangan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Dengan kebijakan yang tepat dan sinergi yang kuat antara pemerintah, OJK, serta pelaku industri keuangan, Indonesia optimistis mampu menghadapi tantangan ekonomi pada tahun 2025 dan tetap berada di jalur pertumbuhan yang positif.