
Hyundai Siap Uji Coba Produksi Baterai Solid-State untuk Kendaraan Listrik pada Maret 2025
Tekno Jogja – Hyundai dilaporkan akan memulai uji coba produksi baterai solid-state untuk kendaraan listrik pada bulan depan, menurut laporan yang diterbitkan oleh media Korea Selatan yang kemudian dikutip oleh ArenaEV pada Selasa (11/2). Teknologi baterai solid-state dianggap memiliki berbagai keunggulan dibandingkan baterai konvensional, seperti jangkauan yang lebih jauh, waktu pengisian yang lebih cepat, serta bobot yang lebih ringan.
Hyundai, yang dikenal sebagai salah satu produsen mobil terbesar asal Korea Selatan, saat ini tengah menyiapkan langkah besar dalam pengembangan baterai untuk kendaraan listrik. Perusahaan ini telah mengumumkan rencana investasi lebih dari delapan miliar euro untuk memajukan riset dan pengembangan berbagai jenis baterai dalam dekade mendatang. Investasi ini mencakup pengembangan baterai lithium-iron-phosphate (LFP), baterai nickel-cobalt-manganese (NCM), serta teknologi baterai solid-state yang sedang diuji coba.
Menurut informasi yang diperoleh dari sumber industri, Hyundai direncanakan untuk membuka pusat penelitian baterai generasi berikutnya di Uiwang, Korea Selatan pada bulan Maret mendatang. Pusat penelitian tersebut akan menjadi lokasi bagi lini percontohan baterai solid-state EV yang akan diperkenalkan ke publik untuk pertama kalinya. Meskipun lini percontohan ini berskala kecil, langkah ini dianggap sebagai pencapaian besar bagi Hyundai dalam memulai produksi baterai untuk kendaraan listrik secara internal.
Dengan memproduksi baterai sendiri, Hyundai berharap dapat memperoleh keunggulan kompetitif dalam pasar kendaraan listrik yang semakin berkembang. Keberhasilan dalam mengembangkan dan memproduksi baterai solid-state ini dapat memberikan Hyundai posisi yang lebih kuat dalam industri otomotif global, di mana permintaan untuk kendaraan listrik semakin meningkat.
Baterai solid-state sering disebut sebagai baterai “impian” karena keunggulan potensial yang ditawarkannya. Dibandingkan dengan baterai lithium-ion yang digunakan saat ini, baterai solid-state dikatakan memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi, memungkinkan kendaraan untuk menempuh jarak lebih jauh dalam sekali pengisian daya. Selain itu, baterai ini juga menawarkan waktu pengisian yang lebih singkat dan tingkat keamanan yang lebih baik, karena menggunakan elektrolit padat yang tidak mudah terbakar seperti elektrolit cair pada baterai lithium-ion.
Namun, tantangan besar yang dihadapi oleh Hyundai dan produsen lainnya adalah bagaimana menghasilkan baterai solid-state yang stabil dan dapat diproduksi secara massal dengan biaya yang efisien. Pengembangan baterai solid-state yang berfungsi secara optimal dan dapat diproduksi dalam skala besar masih menjadi masalah teknis yang sulit diatasi.
Hyundai berharap dapat memulai produksi massal baterai solid-state pada tahun 2030, dan setelah itu, kendaraan listrik yang menggunakan baterai baru tersebut akan diluncurkan ke pasar. Langkah ini menunjukkan ambisi besar Hyundai untuk berinovasi dan memimpin pasar kendaraan listrik di masa depan.
Sebelumnya, pada November tahun lalu, Honda juga mengumumkan bahwa mereka telah memulai jalur percontohan untuk baterai EV solid-state mereka. Meskipun saat ini Hyundai mendapatkan sebagian besar pasokan baterai kendaraan listrik dari perusahaan seperti CATL, SK On, dan LG Energy Solution, mereka berencana untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok eksternal dengan memproduksi baterai secara mandiri di masa depan. Ini akan memperkuat posisi Hyundai di pasar kendaraan listrik dan mendukung upaya mereka untuk menjadi salah satu pemain utama dalam industri otomotif yang semakin berorientasi pada elektrifikasi.