
Hasto Kristiyanto Tegaskan Pentingnya Ide dan Imajinasi dalam Pembangunan Daerah
Tekno Jogja – Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa kepala daerah terpilih harus dapat membangun daerah dengan mengedepankan ide dan imajinasi, tanpa terfokus semata-mata pada alokasi anggaran yang diberikan negara. Hal ini disampaikannya dalam acara pembekalan yang diadakan secara hybrid di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, pada hari Selasa. Hasto menjelaskan bahwa pemikiran Soekarno, yang merupakan pendiri bangsa, sangat menekankan pentingnya ideologi dan imajinasi dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada.
Menurut Hasto, ideologi yang digagas oleh Soekarno tidak hanya bersifat teoritis, melainkan juga berbasis pada dialektika sejarah Nusantara serta pengaruh dunia, yang digabungkan dengan analisis materialisme historis, Marxisme, nasionalisme, Islamisme, dan sosialisme. Ia mengingatkan bahwa sejarah harus selalu diingat dan dijadikan pedoman dalam setiap langkah yang diambil, terutama dalam menghadapi masalah rakyat Indonesia. Hasto menyebutkan bahwa dalam menghadapi persoalan pembangunan, Soekarno selalu mendasarkan dirinya pada ide-ide besar dan bukan hanya berfokus pada persoalan praktis yang bersifat jangka pendek.
Sebagai contoh, Hasto mengangkat penerapan pemikiran Soekarno dalam kebijakan strategis yang diambil oleh PDIP, seperti pembangunan kantor alternatif DPP di Yogyakarta. Ia menjelaskan bahwa ide ini muncul setelah Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengemukakan potensi ancaman megathrust di Jakarta, yang bisa mempengaruhi keberadaan kantor pusat partai di Jalan Diponegoro. Menurut Hasto, berdasarkan ide tersebut, PDIP merancang kantor alternatif yang lebih aman dan representatif di Yogyakarta, yang juga dapat digunakan dalam situasi darurat.
Dalam hal ini, Hasto menekankan bahwa semangat Soekarno yang mengutamakan ide dan imajinasi dalam membangun bangsa harus dijadikan inspirasi bagi setiap kepala daerah yang terpilih. Ia mengkritik pandangan pragmatis yang hanya berfokus pada anggaran dan keuangan dalam melaksanakan program-program pembangunan. Hasto menegaskan bahwa Soekarno tidak pernah memikirkan soal berapa banyak uang yang diperlukan untuk merdeka, tetapi yang lebih penting adalah ide besar yang melatarbelakangi perjuangan tersebut.
Hasto menjelaskan bahwa konsep “the power of idea” dan “the power of imagination” merupakan kunci bagi PDIP dalam merumuskan strategi politik dan pembangunan yang berkelanjutan. Pandangan ini sejalan dengan pemikiran Bung Karno yang selalu berfokus pada visi besar dan bukan terperangkap dalam masalah teknis atau anggaran semata.
Kantor DPP alternatif yang kini tengah dibangun PDIP memiliki luas 3.000 meter persegi dengan lima lantai. Pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi kantor alternatif ini tidak lepas dari nilai historis yang sangat kuat bagi PDIP, terutama karena Megawati Soekarnoputri lahir di kota tersebut. Hasto mengungkapkan bahwa Yogyakarta memiliki makna penting dalam sejarah Indonesia, di mana kota ini pernah menjadi tempat penyelamatan republik pada masa-masa sulit.
Pembekalan yang dihadiri oleh pengurus pusat partai ini menjadi ajang untuk menekankan kembali pentingnya memahami pemikiran dan tradisi yang diwariskan oleh Soekarno dalam merumuskan kebijakan serta strategi politik yang lebih baik. Hasto berharap para kepala daerah yang berasal dari PDIP dapat mengimplementasikan kekuatan ide dan imajinasi tersebut dalam membangun daerah mereka, sambil tetap berpegang pada nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh Soekarno. Dengan cara ini, diharapkan pembangunan di tingkat daerah bisa berjalan lebih efektif dan jauh dari pandangan yang hanya mengandalkan anggaran semata.
Related Posts

Coretax: Sistem Pajak yang Dijanjikan Akan Jadi Andalan Ekonomi Indonesia, Namun Belum Bisa Diterapkan Tahun Ini

Hyundai Siap Uji Coba Produksi Baterai Solid-State untuk Kendaraan Listrik pada Maret 2025
