Tekno Jogja – Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku, mengambil langkah nyata dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah melalui program Asta Kampus dan Sekolah. Program ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Lingkungan Hidup serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, yang bertujuan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Dalam keterangannya di Ambon pada Sabtu, Wakil Rektor IV Unpatti, Dr. Ruslan Tawari, mengungkapkan bahwa program ini selaras dengan visi dan misi universitas dalam mewujudkan lingkungan yang sehat dan lestari. Ia menjelaskan bahwa kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah perlu ditanamkan sejak dini, baik di kalangan mahasiswa maupun pelajar sekolah.
Program Asta Kampus dan Sekolah merupakan bagian dari peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 yang memiliki tujuan utama untuk mengurangi timbunan sampah melalui Asta Aksi Peduli Sampah. Program ini berfokus pada delapan lokasi utama yang menjadi sasaran dalam upaya memperkuat budaya sadar sampah di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi. Acara ini digelar serentak secara daring dan diikuti oleh berbagai universitas di Indonesia, termasuk di Maluku, serta melibatkan siswa dari jenjang SD, SMP, dan SMA.
Sebagai bentuk komitmen dalam pengelolaan lingkungan, Unpatti telah memiliki dua lembaga yang secara khusus menangani pengelolaan sampah, yakni Tim Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) serta komunitas Greenmate. Sebelumnya, tim TPS3R telah melaksanakan berbagai kegiatan, termasuk pemanfaatan serta pengendalian sampah di lingkungan kampus. Selain itu, lokakarya mengenai pengelolaan sampah telah diselenggarakan dengan tujuan mengubah limbah kampus menjadi produk bernilai ekonomis dan fungsional.
Tidak hanya berfokus pada lingkungan kampus, Unpatti juga telah mendirikan bank sampah binaan di Desa Waiheru, Ambon. Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat setempat dalam mengelola sampah secara lebih baik. Selain itu, terdapat sekolah binaan di Desa Nania yang juga mengusung konsep pengelolaan sampah sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran lingkungan.
Melalui berbagai program tersebut, Unpatti berupaya mengurangi produksi sampah harian di Kota Ambon, yang saat ini diperkirakan mencapai 220 ton per hari. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah, diharapkan jumlah tersebut dapat dikurangi secara bertahap. Ruslan berharap agar mahasiswa serta para siswa yang terlibat dalam program ini dapat menjadi agen perubahan dalam pengelolaan sampah di lingkungan masing-masing, sehingga budaya sadar sampah dapat diterapkan tidak hanya di kampus dan sekolah, tetapi juga di masyarakat secara luas.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Fauzan, menekankan bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menyelesaikan persoalan lingkungan. Ia mengungkapkan bahwa ketika kesadaran masyarakat terhadap kebiasaan membuang sampah pada tempatnya dan memilah sampah mulai tumbuh, maka perguruan tinggi perlu mengambil peran sebagai fasilitator dalam mengelola permasalahan sampah secara lebih efektif.
Sementara itu, pemerintah telah menetapkan target pengelolaan sampah 100% pada tahun 2029, mengingat persoalan sampah menjadi salah satu fokus utama dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Target tersebut akan dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang baru. Salah satu langkah utama yang dilakukan adalah menutup Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang masih menggunakan sistem pembuangan terbuka atau open dumping.
Sebelumnya, target pengelolaan sampah 100% telah dicanangkan untuk tahun 2025 melalui Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional (Jakstranas) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. Namun, hingga saat ini, Kementerian Lingkungan Hidup mencatat bahwa capaian pengelolaan sampah baru mencapai 39,01%.
Melalui berbagai upaya yang telah dilakukan, diharapkan keterlibatan perguruan tinggi dan masyarakat dalam pengelolaan sampah semakin meningkat. Dengan demikian, target nasional dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan dapat segera terwujud.