
Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Waibakul, Sumba Barat, Tanpa Potensi Tsunami
Tekno Jogja – Wilayah sekitar 15 kilometer tenggara Waibakul, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, diguncang gempa bumi dengan magnitudo 5,1 pada Senin malam. Kejadian ini diumumkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun resmi X, @infobmkg. Dalam laporan yang dipantau dari Jakarta, BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Gempa terjadi pada pukul 22:15 WIB dengan kedalaman mencapai 39 kilometer. Episentrum gempa berada di laut dengan koordinat 9,76 Lintang Selatan dan 119,63 Bujur Timur. Meskipun pusat gempa berada di bawah perairan, guncangan tetap dapat dirasakan oleh masyarakat di berbagai wilayah sekitar.
Berdasarkan laporan BMKG, guncangan gempa ini dirasakan di Sumba Timur dan Bima dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) II hingga III. Getaran tersebut cukup terasa di dalam ruangan, terutama bagi orang yang sedang duduk atau beristirahat, dan dapat menyebabkan benda ringan bergoyang. Namun, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat peristiwa ini.
Sebagai negara yang terletak di kawasan Cincin Api Pasifik, Indonesia memang sering mengalami aktivitas seismik yang cukup tinggi. Gempa bumi menjadi fenomena alam yang kerap terjadi karena pergerakan lempeng tektonik di wilayah ini. Kondisi geografis ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang rawan bencana gempa. Oleh karena itu, pemahaman mengenai langkah mitigasi bencana sangat penting agar masyarakat lebih siap dalam menghadapi potensi gempa di masa mendatang.
Meskipun gempa ini tidak berpotensi tsunami, masyarakat tetap diimbau untuk waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. BMKG akan terus melakukan pemantauan dan menyampaikan informasi terkini mengenai aktivitas seismik yang terjadi di berbagai wilayah. Jika terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar, masyarakat diharapkan tetap tenang dan mengikuti arahan dari pihak berwenang untuk menghindari risiko yang lebih besar.