
Hamas Setujui Pembebasan Sandera dan Penyerahan Jenazah dalam Negosiasi Perdamaian
Tekno Jogja – Kelompok Hamas telah memberikan persetujuan kepada para mediator terkait pembebasan seorang sandera berkewarganegaraan ganda Israel-Amerika Serikat, Edan Alexander, serta penyerahan jasad empat sandera lainnya. Langkah ini merupakan bagian dari upaya melanjutkan negosiasi yang tengah berlangsung.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Jumat (14/3), Hamas mengonfirmasi bahwa delegasi kepemimpinannya telah menerima proposal dari para mediator pada Kamis (13/3). Setelah melakukan pembahasan, tanggapan resmi disampaikan pada Jumat pagi waktu setempat. Salah satu poin dalam tanggapan tersebut adalah kesediaan kelompok tersebut untuk membebaskan Alexander serta mengembalikan empat jenazah sandera lainnya yang juga memiliki kewarganegaraan ganda.
Pernyataan resmi dari Hamas menekankan bahwa mereka siap untuk memulai kembali proses negosiasi dan mencapai kesepakatan menyeluruh dalam tahap kedua dari perjanjian perdamaian Gaza. Dalam kesepakatan ini, pihak Israel diharapkan dapat memenuhi seluruh kewajiban yang telah ditetapkan sebelumnya.
Keputusan ini diumumkan setelah sebelumnya berlangsung pertemuan antara para pemimpin Hamas dan tim negosiator dari Amerika Serikat. Pertemuan yang berlangsung awal bulan ini disebut-sebut berfokus pada pembahasan pembebasan Alexander.
Sebagai bagian dari upaya penyelesaian konflik di Gaza, kesepakatan gencatan senjata telah tercapai pada Januari lalu. Selama tahap awal yang berlangsung selama enam pekan, sejumlah sandera telah dibebaskan, sementara Israel juga telah memberikan akses bagi bantuan kemanusiaan serta pemulangan warga Palestina yang mengungsi.
Namun, ketika tahap pertama kesepakatan berakhir pada 1 Maret, kedua belah pihak gagal mencapai kata sepakat untuk melanjutkan ke tahap berikutnya. Akibatnya, pertukaran tahanan dan sandera mengalami penangguhan, sementara aliran bantuan ke Gaza juga terhenti.
Situasi semakin memanas setelah Menteri Energi Israel, Eli Cohen, pada 9 Maret memerintahkan pemutusan pasokan listrik dari Israel ke Gaza. Kebijakan ini kemudian menimbulkan keprihatinan internasional serta menuai kecaman dari berbagai negara di Timur Tengah.
Dengan persetujuan Hamas untuk membebaskan sandera dan menyerahkan jenazah, diharapkan negosiasi dapat kembali berlanjut guna mencari solusi jangka panjang bagi perdamaian di kawasan tersebut. Seluruh pihak yang terlibat dalam perundingan masih berupaya menemukan titik temu agar konflik yang berkepanjangan dapat segera diakhiri.