
Presiden Prabowo Alihkan Anggaran Perjalanan Dinas untuk Perbaikan Sekolah
Tekno Jogja – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengungkapkan kebijakannya terkait pemotongan anggaran perjalanan dinas luar negeri bagi pejabat pemerintah. Keputusan ini diambil dengan tujuan agar dana tersebut dapat dialokasikan untuk memperbaiki ratusan ribu sekolah yang kondisinya kurang layak di seluruh Indonesia.
Saat menghadiri Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Surabaya, Jawa Timur, Presiden menjelaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini hanya memungkinkan perbaikan sekitar 20 ribu sekolah per tahun. Dengan jumlah sekolah mencapai 330 ribu, diperlukan waktu yang sangat lama jika tidak ada perubahan dalam alokasi anggaran. Oleh karena itu, perjalanan dinas ke luar negeri dianggap perlu untuk dikurangi agar dana yang tersedia bisa digunakan untuk sektor pendidikan.
Presiden menegaskan bahwa perjalanan dinas ke luar negeri hanya diperbolehkan untuk tugas kenegaraan dan pendidikan. Jika pegawai negeri memiliki keinginan bepergian ke luar negeri untuk kepentingan pribadi, maka mereka diharuskan menggunakan dana sendiri. Bahkan, ia menyatakan bahwa larangan perjalanan dinas ke luar negeri dapat diterapkan hingga lima tahun jika diperlukan.
Selain itu, Presiden menyoroti kebiasaan pejabat yang sering melakukan studi banding ke negara lain, khususnya dalam program pengentasan kemiskinan. Ia mempertanyakan efektivitas studi banding ke negara maju seperti Australia untuk mempelajari pengentasan kemiskinan, mengingat Australia termasuk dalam daftar sepuluh negara terkaya di dunia.
Dalam acara tersebut, Presiden didampingi oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Kongres XVIII Muslimat NU sendiri dihadiri oleh lebih dari 7.000 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk perwakilan dari sepuluh pengurus cabang istimewa Muslimat NU di luar negeri.
Kebijakan ini menunjukkan keseriusan pemerintahan dalam membenahi sektor pendidikan. Dengan pemangkasan anggaran perjalanan dinas yang tidak mendesak, diharapkan lebih banyak sekolah di Indonesia dapat diperbaiki sehingga memberikan dampak positif bagi generasi mendatang.