Bappeda NTB Identifikasi Lima Isu Strategis untuk Pencapaian Masa Keemasan 2045
3 mins read

Bappeda NTB Identifikasi Lima Isu Strategis untuk Pencapaian Masa Keemasan 2045

Tekno Jogja – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) telah melakukan pemetaan terhadap lima isu strategis yang dianggap perlu segera diselesaikan dalam dua dekade mendatang. Kepala Bappeda NTB, Iswandi, menjelaskan bahwa kelima isu tersebut harus menjadi prioritas bagi seluruh perangkat daerah, baik di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa, agar provinsi ini dapat mencapai tujuan besar yang telah ditetapkan untuk tahun 2045.

Menurut Iswandi, perencanaan yang matang dan perhatian terhadap berbagai masalah yang ada di masing-masing kabupaten/kota menjadi kunci penting dalam mencapai masa keemasan NTB. Dalam rapat perdana penyusunan rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di Mataram pada hari Rabu, Iswandi menekankan pentingnya kerja sama dari semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menyelesaikan berbagai tantangan yang dihadapi oleh daerah ini.

Salah satu isu strategis utama yang diangkat oleh Bappeda NTB adalah rendahnya produktivitas dan pengembangan wilayah kepulauan. Meskipun NTB terletak di kawasan yang strategis, berdekatan dengan Bali dan Labuan Bajo, yang menjadi destinasi wisata populer, pengembangan destinasi pariwisata di wilayah ini masih belum optimal. Potensi wisata yang sangat besar belum digali sepenuhnya, dan hal ini menghambat peningkatan pendapatan daerah serta kesejahteraan masyarakat lokal. Oleh karena itu, pengembangan sektor pariwisata yang lebih baik dan lebih terarah menjadi salah satu fokus utama dalam upaya meningkatkan perekonomian provinsi.

Isu strategis kedua yang disoroti adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada di NTB. Meskipun berbagai sektor mulai berkembang, pembangunan SDM masih menjadi tantangan besar. Peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan tenaga kerja diharapkan dapat membantu mempercepat transformasi daerah. Selain itu, ketersediaan infrastruktur dasar yang memadai juga menjadi perhatian utama, mengingat hal tersebut sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Tantangan lainnya yang harus dihadapi adalah kondisi lingkungan, sosial, budaya, dan ekologi yang dinilai belum aman dan berkelanjutan. Isu ini harus mendapat perhatian serius guna mendukung proses transformasi daerah yang ingin dicapai dalam 20 tahun ke depan. Dengan menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan sosial-budaya, NTB dapat memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan tidak merusak keseimbangan ekosistem dan budaya lokal.

Isu keempat yang disoroti oleh Bappeda NTB adalah kualitas tata kelola pemerintahan yang masih belum optimal. Penyempurnaan sistem pemerintahan dan birokrasi yang efisien dan transparan sangat dibutuhkan untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan yang lebih baik. Terakhir, Iswandi mengungkapkan bahwa meskipun NTB telah berkembang, taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat masih tergolong rendah. Angka kemiskinan di daerah ini masih cukup tinggi, bahkan berada di posisi 8 besar secara nasional. Selain itu, ketimpangan pendapatan dan kualitas tenaga kerja yang rendah menjadi tantangan yang tidak bisa diabaikan.

Dalam rapat tersebut, Iswandi berharap agar kelima isu strategis ini dapat menjadi perhatian serius bagi seluruh pihak terkait, dengan harapan dalam 20 tahun mendatang, NTB dapat mencapai pembangunan yang merata, berkualitas, dan berkelanjutan. Pemerintah daerah, bersama dengan seluruh OPD, diharapkan dapat bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, sehingga provinsi ini dapat menggapai masa keemasannya pada tahun 2045.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *